Pages

Monday, April 22, 2013

Tank Udara Mematikan : Helikopter Serang (2)

Heli Serang AH64 Long Bow Apache Amerika Serikat

Indonesia boleh ketinggalan dari negara-negara maju dalam hal industri helikopter, tapi tak akan butuh waktu lama bagi Indonesia untuk bisa mengejar ketertinggalannya. AS sudah memulai industrialisasinya lebih dari 400 tahun yang lalu, sementara kita baru 68 tahun yang lalu merdeka. Jika rentang tahun sebagai ukuran investasi waktu yang dibutuhkan, maka sebenarnya kita sudah sangat cepat mampu mendekati mereka. Sekarang, PT DI mampu membuat helikopter jenis Bell, tapi tak akan lama untuk mampu menuju Mi 35 atau Apache, atau AugustaWestland yang pada tingkatannya sekarang, ketika Eropa atau AS sudah meletakkan dasar-dasarnya ratusan tahun yang lalu.


Ilmu pengetahuan dan teknologi memberi akselerasi tersendiri bagi mereka yang tertinggal,  untuk mengejar yang terdepan dengan kemampuan berkali lipat lebih cepat. Penulis yakin, kita akan menuju ke sana tak lama lagi. Mari kita proyeksikan helikopter serang seperti di bawah ini kelak akan kita kuasai teknologinya. Urutan pembahasan secara acak, bukan atas dasar teknologi terbaik.


Bagian 2 : AH64 Apache Long Bow Gunship

Di bagian ke-2 ini penulis akan membahas satu Heli serang asal AS, yakni AH64 Apache Long Bow. Kata orang, ini adalah heli serang terbaik. Tentu itu menurut pendapat para analis Barat terutama AS, dan bukan dari pakar militer Timur. Kata orang-orang Rusia, tentulah Mi 35 Hind Attack yang terbaik di dunia. Sulit membandingkan secara akurat antara keduanya, kecuali Anda pernah menggunakan keduanya di berbagai medan operasi.
Umumnya, peralatan tempur buatan Rusia, untuk kelas yang sama, memiliki kapasitas 'lebih' dibandingkan buatan AS. Misalnya, jumlah dan macam senjata yang bisa diangkut, jangkauan jelajah, daya mesin, dan sebagainya. Namun buatan AS seringkali lebih akurat dan canggih.


AH-64 Apache memiliki rotor utama dengan 4 baling-baling, dan rotor ekor yang juga dengan 4 baling-baling. Kru Heli ada dua yang duduk sebagai tandem, atas dan bawah, pilot utama duduk di sisi atas dan co-pilot, seorang gunner, operator senjata, berada di bawah. Heli ini didukung oleh kekuatan dua mesin General Electric T700 turboshaft dan model-model lain ada juga Apache yang menggunakan  mesin Roll-Royce buatan Inggris.

Avionik dan Targeting
Salah satu fitur revolusioner yang mereka klaim adalah adanya helmet mounted display, yakni sebuah helm yang terintegrasi dengan Sistem Penglihatan (IHADSS) di antara kemampuan lain yang diperlengkapkan pada pilot maupun operator senjata. Dengan sistem ini pilot maupun co-pilot bisa terus memfokuskan senjata pada target secara presisi ketika Heli terus bergerak maju. Heli ini dilengkapi dengan senapan mesin dan balistik sebagai senjata serang standard. Kelebihan lain adalah adanya alternatif sistem kendali TADS, Targeting Acquisition and Designation System untuk menetapkan sasaran dan mengunci posisi tembakan ke depan.  


AH-64 Apache dirancang sebagai heli tempur di garis depan pertempuran dan mampu beroperasi pada siang hari maupun malam hari, dalam situasi normal maupun cuaca buruk karena itu dilengkapi dengan sistem avionik dan sensor onboard yang sesuai. Sistem ini termasuk TADS, Target Acquisition adn Designation System, lalu PNVS, Passive Infrared Countermeasures, dan GPS yang diproduksi oleh Lockheed Martin. 


Konfigurasi Mesin
Apache
version
Versi Mesin
Daya Mesin
AH-64A
1,696 shp (1,265 kW)
AH-64A+/D
General Electric T700-701C
1,890 shp (1,410 kW)
AH-64E Block III
General Electric T700-701D
2,000 shp (1,500 kW)
WAH-64D
2,100 shp (1,600 kW)



Pada versi terbaru juga dilengkapi dengan GFAS, Ground Fired Acquisition System, yakni sistem yang berfungsi untuk mendeteksi dan menyasar sumber senjata api yang ada di permukaan tanah. GFAS terdiri dari dua buah sensor kecil yang terletak di atas moncong berkedip; bekerja pada sensor AH-64D itu sendiri, kamera inframerah untuk presisi untuk melokalisir ancaman berbasis darat dan jarak yang relevan. GFAS memiliki rentang pandang 10 derajat dan efektif untuk semua kondisi intensitas cahaya.
Persenjataan dan Konfigurasi Mesin
Mission[39]Hellfire30 mm
rounds
Hydra 70Maximum
speed (knots)
Rate of climb
(feet/min)
Endurance
(hours)
Anti-Armor161,20001489902.5
Covering Force81,200381508602.5
Escort01,200761538002.5

Jika melihat jumlah dan jenis senjata yang bisa diangkut oleh AH-64 Apache, Heli ini terlihat setara dengan Mil Mi 28 namun Heli Mi 28 mampu mengangkut dua bom di samping rudal anti tank. Sedangkan Mil Mi 35 memiliki kapasitas persenjataan 50% lebih banyak baik jumlah maupun variasinya dibandingkan Heli Apache ini.

Secara kualitatif  persenjataan, Heli Mi 35 tampaknya lebih unggul karena 'daya rusak' yang bisa ia bawa jauh lebih besar ketimbang AH64 Apache Long Bow.  Akan tetapi dari sisi avionik dan targeting yang mereka miliki, kemungkinan Heli Apache lebih lengkap. Selain GPS, belum jelas apakah Heli Mil Mi 35 apakah juga dilengkapi dengan sistem identifikasi dan targeting sebagaimana Apache yang memiliki banyak sensor terhadap ancaman berbasis darat, Helm dengan sistem terintegrasi, GFAS, dan TADS sistem.

Secara kasar mirip perbandingan AK47 dan M16. Senjata dan alat tempur Rusia lebih mengutamakan kekuatan dan daya tahan, sementara alat tempur AS lebih mengutamakan sensivitas terhadap ancaman secara detil. Jika AK47 tidak akan macet meski ditenggelamkan di dalam lumpur, bandel dan tahan banting di medan apapun, sedangkan M16 sebaliknya : meski tidak boleh kena air, ia mampu membidik target tepat sasaran karena kamera inframerah yang mereka miliki.

Jika Indonesia bisa memadukan dua kekuatan yang dimiliki AK47 dan M16 dalam satu produk buatan dalam negeri yang lebih hebat berupa SS-2, maka untukj Helikopter tempur, siapa tahu, Indonesia juga bisa berbuat serupa.

Jika boleh berandai-andai, Indonesia bisa jadi membuat Helikopter yang sekuat Mi 35 namun banyak memiliki sistem avionik dan targeting yang sangat tajam seakurat AH64 Apache Long Bow. Siapa tahu, tak lama lagi. 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...