Pages

Monday, June 24, 2013

Dahana Segera Produksi Bom Fuse untuk Sukhoi


Teknologi industri pertahanan militer kini tak lagi didominasi dan bergantung pada luar negeri, khususnya Amerika Serikat dan Eropa. Kini Indonesia pun sudah cukup memiliki kemampuan teknologi untuk memproduksi sendiri berbagai kebutuhan militer yang sebelumnya harus diimpor. Lewat pemerintah, beberapa BUMN yang potensial untuk mendukung kemandirian alat utama sistem persenjataan (Alutsista) disinergikan dalam BUMN industri strategis.

Salah satunya yakni PT Dahana (Persero), industri handak plat merah satu-satunya ini fokus menggarap berbagai bahan peledak untuk kebutuhan militer. Salah satunya, Dahana kini sedang menjajaki  pengembangan produksi massal Bom Fuse untuk kebutuhan militer dalam negeri, proyek ini sendiri merupakan kelanjutan dari suskes Dahana memproduksi isian Bom P-100.

Fuse sendiri merupakan pemantik otomatis untuk mengarahkan bom pada sasaran yang tepat tanpa dikendalikan. Tanpa teknologi fuse yang ditanamkan pada bom P-100, bom tersebut hanya bisa meledak dengan akurasi sasaran yang rendah pasca ditembakan dari pesawat tempur. Nantinya Bom Fuse produksi Dahana akan dipasang pada pesawat tempur Sukhoi yang dimiliki TNI AU saat ini. Selain itu, tak menutup kemungkinan Bom Fuse yang rencananya akan diproduksi di Subang ini diekspor ke pasar negara Asia yang cukup potensial, mengingat teknologi Fuse masih terbilang langka.

Proyek vital Dahana ini sendiri direncanakan akan selesai dan mulai memproduksi Bom Fuse tahun 2015 mendatang. Ini sejalan dengan niat pemerintah menambah armada pesawat tempur Sukhoi menjadi satu skuadron, saat ini TNI AU sendiri baru memiliki 10 pesawat tempur buatan Rusia ini. Untuk teknologi pembuatan Bom Fuse, melalui Kementerian Pertahanan, perusahaan akan menggandeng Armaco dari Bulgaria melalui skema transfer teknologi berkelanjutan.

Dikatakan Bambang Agung, Direktur Pengembangan dan Teknologi PT Dahana (Persero), proyek Bom Fuse akan disinergikan dengan industri isian handak yang telah lebih dulu dikerjakan, seperti Bom P-100, roket R-Han, dan Blast Effect Bomb. “Bila terealisasi, proyek ini akan menghemat devisa negara untuk membeli alutsista dari luar negeri,” ujar Bambang Agung. 

(IDR) Restrukturisasi PT. DAHANA oleh Pak Dahlan adalah dengan menginstruksikan Pindad melepas join venture dengan Dahana. Pindad fokus ke peralatan/kendaraan militer, Dahana fokus ke peralatan dengan bahan peledak. (Sumber :http://www.bumn.go.id/dahana/)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...