Washington - Pesawat berbahan bakar tenaga surya akan segera direalisasikan oleh proyek The Solar Impulse. Pekerjaan yang digagas Bertrand Piccard, pilot asal Swiss, kini telah memasuki tahap uji coba. Kunci energi dari pesawat ini adalah 12 ribu sel surya yang ditanam pada sayapnya. "Dengan jumlah ini, baterai dapat menyimpan energi kala pesawat terbang di malam hari," tulis Huffington Post.
Konsekuensinya, sayap pesawat akan memanjang seperti pesawat jet. Bobot badan kapal terbang ini diupayakan seringan mungkin sehingga hanya memuat satu awak.
Dalam misi melintasi Amerika Serikat, pesawat bertenaga surya terbang dari St Louis ke Washington, Ahad, 15 Juni 2013. Dan pada Juli nanti, kapal ini akan terbang lagi menuju New York. Jika perjalanan itu sukses, maka akan menjadi momen bersejarah. Karena itu artinya, Solar Impulse merupakan pesawat tenaga surya pertama yang bisa terbang siang dan malam melintasi Amerika Serikat dari barat ke timur. "Ini membuktikan keandalan teknologi hijau, dan sangat penting untuk mendorong misi kami," ujar Piccard, seperti dikutip Reuters.
Sebelumnya, Solar Impulse terbang safari ke berbagai kota di Amerika. Awal Mei 2013, Solar Impulse terbang dari San Fransisco ke Phoenix. Akhir Mei, ia mengangkasa dari Phoenix ke Dallas. Lalu lanjut ke St Louis, dan diteruskan ke Washington. Pada saat menuju Washington, Solar Impulse membutuhkan waktu 30 jam dalam dua hari. Bahkan di Juni 2012, Solar Impulse bisa terbang antar benua, Spanyol, Eropa; ke Maroko, Afrika.
Piccard sendiri tak berencana berhenti sampai di sini. Ia bakal merevisi Solar Impulse agar lebih canggih. Hingga mampu terbang ke seluruh negara, dua tahun lagi. Proyek ini dimulai 10 tahun lalu. Dengan dana sekitar US $ 112 juta, sekitar Rp 1,1 triliun, proyek ini melibatkan Schindler, perusahaan asal Swiss yang lebih dikenal sebagai pembuat eskalator. (Tempo)
No comments:
Post a Comment