Stuxnet bukan hanya program virus mata-mata yang menginfeksi sistem operasi Windows atau PLC sebagai sistem kendali otomatis terpogram, malware ini juga sanggup mengubah, menghentikan, dan menacaukan program kendali otomatis sebuah perangkat persenjataan seperti misalnya rudal dan nuklir.
Baru saja soal Stuxnet tenggelam oleh berita-berita lainnya, dunia kembali dihebohkan oleh AS karena telah mengembangkan dan menanamkan sistem mata-mata lain lagi yang dikembangkan oleh NSA, yakni lewat penanaman aplikasi khusus bernama PRISM dan permintaan data-data pribadi pengguna Google, Facebook, Microsoft,dan lain-lain oleh CIA.
Jika Stuxnet dibongkar oleh sebuah organisasi keamanan jaringan internet Kapersky, kini PRISM justru dibongkar oleh whistleblower asal AS sendiri, yang bekerja sebagai kontraktor NSA bernama Edward Snowden. Edward diduga bekerja sendiri, tidak berafiliasi dengan negara atau pihak manapun di dunia. Ia mungkin gerah dengan negaranya sendiri yang mengingkari nilai-nila AS sendiri yang telah dipegang selama ratusan tahun bahwa setiap orang memiliki hak pribadi yang tidak boleh dikekang oleh negara, dan bahwa negara harus memberi ruang kebebasan bagi siapapun untuk melakukan aktivitas tanpa ada rasa takut dan diawasi. Tentu ini berlaku bagi warga AS sendiri dan juga seluruh warga di dunia. Edward tidak setuju dengan aktivitas CIA yang secara ilegal mengawasi siapapun di dunia demi alasan keamanan, sampai melanggar ruang pribadi hingga tak mengenal batas.
Tidak hanya di dunia maya, AS bahkan sudah melanggar kedaulatan banyak negara di dunia demi alasan keamanannya sendiri, seperti menyerang Afganistan, menembaki Pakistan, dan membom Irak serta membunuhi orang-orang Timur Tengah. Bagi AS, adalah sah menyerang negara lain tanpa mandat dari PBB, dan bagi AS pula, negara lain tak punya hak untuk melakukan hal yang sama kecuali dalam kerangka kepentingan AS. AS tak perlu tunduk pada PBB. Negara lain-lah yang harus tunduk pada DK PBB tanpa syarat.
Jalan pikiran ini yang menjadi pembenaran atas ancaman serangan terhadap Iran karena dia (AS) menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir, padahal Israel, Perancis, dan bahkan AS sendiri memiliki senjata mematikan ini.
Jika demi alasan keamanan dalam negeri sebuah negara boleh melakukan apapun lintas wilayah ke negara lain termasuk melanggar kedaulatan negara lainnya, membunuhi penduduknya, menjatuhkan bom-bom maut seenak perutnya ke desa-desa yang jauhnya ribuan kilometer dari Washington DC, di luar benua AS, maka, apakah logika yang sama juga berlaku bagi negara lainnya selain AS ? Artinya, apa yang dianggap benar menurut AS belum tentu benar berdasarkan prinsip kebenaran itu sendiri. Mengapa ? Jika kebenaran itu universal, maka seharusnya apa yang berlaku bagi AS, maka berlaku pula bagi negara lain di dunia, atau sebaliknya, jika kebenaran itu untuk negara lain di dunia ini, maka hal sama juga berlaku bagi AS. Misalnya, jika negara-negara di dunia ini dilarang memiliki senjata nuklir, maka hal itu berlaku untuk semua tanpa kecuali. Jika larangan itu berlaku untuk Iran, maka hal yang sama berlaku pula bagi AS dan Israel.
Jelas bahwa tindakan multilateral menyerang negara lain secara militer tidak bisa dibenarkan tanpa ada mandat dari PBB. Mengapa ? Karena jika AS boleh melakukan itu, maka konsekuensi logisnya adalah bahwa negara lain pun juga boleh. Jika semua negara besar punya prinsip demikian, maka rusaklah tatanan, dan PBB kehilangan fungsi dan perannya sebagai wadah otoritas keamanan di dunia. Misalkan Rusia, China, India, atau bahkan Indonesia menyerang salah satu negara Eropa atau salah satu negara bagian di AS demi alasan keamanan negara-negara itu, apakah itu dibenarkan ?
Fenomena Snowden membuat China tertawa. Apalagi adanya suara keras Washington yang berkali-kali mengatakan bahwa hacker-hacker yang didukung militer China telah ribuan kali menyerang situs-situs pemerintah AS. Kini topeng itu terbuka, ternyata justru Washington menjadi pelaku utama kejahatan itu, dengan melakukan spionase atas negara-negara lain di dunia, termasuk China, lewat program yang secara sengaja mereka sebarkan demi meng'hack data-data pribadi warga dunia di belahan wilayah lain.
Snowden bertindak atas kemauan sendiri, ia melangkah karena prinsip-prinsip yang dia pegang. Seperti Julian Assange, Ia seorang pria pemberani. Ia tahu akan berhadapan dengan negaranya sendiri yang merupakan negara adikuasa di dunia, tetapi ia tidak takut. Ia hanya tunduk pada kebenaran, dan bukan pada ancaman.
Ancaman tidak akan sanggup menghentikan dorongan hati nurani.
AS gusar pada Snowden yang notabene warga negaranya sendiri, dan memburunya sampai ke ujung langit. Tetapi ia lolos dari Hong Kong, dan Washington menyalahkan Rusia dan China sebagai biang keladi lolosnya pria itu.
Sudah tentu China membantah semua tuduhan itu, Rusia bahkan terang-terangan menyatakan bahwa Snowden ada di Moskow sekarang, tetapi Vladimir Putin menolak mengirimkannya ke Washington untuk diadili. Jangankan mengekstradisi Snowden, menangkap pun tidak. Rusia membiarkan Snowden berada di Bandara Transit Internasional Sheremetyevo (bahasa Rusia: Международный Аэропорт Шереметьево, Mezhdunarodny Aeroport Sheremetyevo) sampai kapanpun ia mau, dan bila mungkin, negara itu akan memberi suaka kepadanya jika syarat tertentu dimungkinkan, atau ia bisa bebas berkeliaran ke manapun ia mau, di bawah hukum Rusia. Snowden kini ada di Moskow tanpa visa dan tanpa dokumen apapun.
Bagi Rusia, Snowden hanya transit jadi tidak diperlukan persyaratan apapun untuk masuk ke negara itu. Meski telah didesak oleh AS, Rusia tetap tidak bersedia mengekstradisi Snowden kembali ke AS. Banyak pihak meragukan bahwa jika pria itu dikirim ke AS, ia hampir pasti tidak akan mendapatkan pengadilan fair.
Oposisi Jerman bela Edward Snowden
Pemimpin oposisi Jerman dari Partai Hijau menyatakan bahwa Eropa akan menjadi tempat penampungan yang aman bagi mantan kontraktor dinas rahasia AS Edward Snowden yang langkahnya membocorkan program spionase AS telah membuat sekutu-sekutu AS kebakaran jenggot.
Juergen Trittin, ketua parlemen dan kandidat kanselir dari Partai Hijau yang adalah partai ketiga terbesar di Jerman berkata kepada televisi Jerman bahwa mantan kontraktor Dewan Keamanan Nasional AS (NSA) berusia 30 tahun itu tidak semestinya mencari suaka politik ke negara-negara despotis (kacau balau).
"Adalah menyakitkan bagi kaum demokrat melihat seseorang yang berjuang demi demokrasi, dan dalam pandangan kami, telah membongkar pelanggaran besar hak-hak asasi, mesti mengungsi ke negara-negara despotis yang bermasalah dengan hak-hak asasinya sendiri," kata Trittin seperti dikutip Reuters.
"Orang seperti itu semestinya dilindungi," kata dia. "Itu demi Tuan Snowden. Dia mesti memperoleh penampungan aman di sini di Eropa karena dia telah berjasa kepada kita dengan membuka serangan besar kepada warga dan perusahaan-perusahaan Eropa. Jerman, sebagai bagian dari Eropa, bisa melakukan itu."
Eropa memprihatinkan taktik spionase AS yang menurut majalah Jerman Der Spiegel telah menyadap komunikasi di kantor-kantor Uni Eropa di Washington, Brussels dan PBB, serta setengah miliar percakapan telepon, email dan sms di Jerman sendiri setiap bulan.
Fakta ini membuat marah mitra-mitra asing AS, termasuk Jerman yang punya kenangan buruk dengan praktik polisi rahasia Stasi di era Jerman Timur dan Gestapo di bawah Nazi dulu.
"Tak sepantasnya Anda memperlakukan mitra terdekat Anda seperti ini," kritik Martin Schulz, Presiden Parlemen Eropa kepada Radio Jerman, kepada AS.
Trittin mengatakan untuk menjawab langkah AS itu, Uni Eropa mesti menunda pertukaran data perbankan dan penerbangan dengan AS.
Dia juga mengatakan rencana membentuk zona perdagangan bebas Uni Eropa - AS harus dimurnikan untuk tujuan komersial, bukan untuk spionase, demikian Reuters.
Parlemen Rusia malah undang Snowden
Parlemen Rusia pada Kamis menyampaikan undangan kepada buronan mantan karyawan CIA Edward Snowden untuk membantu menyelidiki apakah perusahaan internet Amerika memberikan informasi tentang warga Rusia kepada pemerintah AS.
Snowden, mantan kontraktor untuk Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat, sedang dicari oleh Amerika karena mengungkapkan program pengawasan rahasia yang diduga ditargetkan pada jutaan orang Amerika.
"Kami mengundang Edward Snowden untuk bekerja dengan kami dan berharap bahwa segera setelah ia mengendapkan status hukumnya, ia akan bisa bekerjasama dengan kelompok kerja kami, dan memberikan kami bukti akses lembaga intel AS itu ke server perusahaan-perusahaan internet," kata Senator Ruslan Gattarov Kamis, sehari setelah Majelis Tinggi Parlemen Rusia memutuskan untuk mendirikan sebuah kelompok kerja khusus untuk menyelidiki klaim Snowden.
Gattarov, yang ditunjuk untuk memimpin kelompok itu, mengatakan kepada RIA Novosti bahwa kelompok itu akan menggabungkan para legislator, diplomat, jaksa dan pejabat komunikasi.
Hasil awal penyelidikan harus dilaporkan kepada publik pada Oktober.
Sementara itu, anggota Dewan Hak Asasi Manusia Presiden Vladimir Putin, Kirill Kabanov, mengatakan dia meminta rekan-rekannya untuk mempertimbangkan meminta pemerintah Rusia sudi memberikan suaka politik kepada Snowden.
Ketua dewan, Mikhail Fedotov, mengatakan permintaan tersebut akan dipertimbangkan dan dimasukkan ke agenda pemungutan suara.
Apa tanggapan pemerintah Rusia soal skandal penyadapan pihak intelijen AS di Internet yang dibocorkan oleh Snowden sehingga dia akhirnya diburu oleh aparat AS?
Ada beberapa aspek terkait masalah itu, pertama adalah bila seseorang dipandang melanggar hukum, maka pemerintahnya berhak menjatuhkan tindakan hukum kepada yang bersangkutan.
Namun ada faktor lain yang menarik terkait masalah yang menimpa Edward Snowden, yaitu bahwa berdasarkan informasi yang telah beredar di media massa, bahwa ternyata begitu banyak pihak yang menjadi target aksi mata-mata di Internet. Target ini adalah mereka yang biasa menggunakan Internet, bisa berkirim pesan lewat surel (email), berkunjung di laman-laman media sosial.
Praktik penyadapan informasi dari Internet itu meresahkan banyak orang, termasuk di Rusia. Banyak warga kami juga pengguna aktif Internet yang punya akun di beberapa laman sosial seperti Facebook, Gmail, dan Yahoo Mail.
Mereka yakin bahwa pengelola situs-situs itu menjamin perlindungan data pribadi bagi pengunjung, namun dengan dibeberkannya skandal (Snowden) itu membuat banyak pihak jadi ragu apakah perlindungan privasi itu memang betul-betul dijamin.
Kini publik paham bahwa tidak ada lagi privasi di Internet. Well, kami hanya bisa menyarakankan bahwa publik kini harus lebih berhati-hati dalam membeberkan masalah privasi mereka di Internet.
Bagaimana Rusia memandang kebebasan ber-Internet, apakah kebebasan itu sudah kebablasan sehingga bisa digunakan siapapun yang bisa merugikan pihak lain?
Pelajaran lain dari kasus Snowden itu adalah berubahnya pandangan miring banyak pihak kepada Rusia. Sebelumnya muncul kritik di AS dan negara-negara lain bahwa Rusia selama ini berupaya membatasi kegiatan maupun peluang di dunia maya.
Pada dasarnya sikap Rusia adalah Internet itu bebas digunakan dan diakses siapa saja. Tapi, di saat bersamaan, kami juga ingin Internet aman bagi penggunanya, terutama bagi anak-anak. Itu karena banyak hal yang berbahaya di Internet yang bisa berpengaruh buruk kepada anak-anak.
Rusia ingin memastikan bahwa anak-anak di negara kami dan juga di tempat-tempat lain tidak menjadi korban dari perilaku menyimpang di Internet. Mereka harus dilindungi dari orang-orang jahat dan juga dari informasi atas hal-hal yang membahayakan, seperti narkoba, penindasan (bullying) dan pornografi anak.
Kami juga melihat situasi yang anomali bahwa ada pihak yang selama ini mengritik Rusia bahwa kami membatasi pihak-pihak untuk mengakses Internet, yang tujuannya adalah mencegah hal-hal buruk seperti pornografi anak. Namun di saat yang sama, pihak itu jugalah yang menggunakan Internet untuk memata-matai dan mengganggu privasi banyak orang.
Kami memandang bahwa bila Internet itu bebas, berarti bebas dari apa saja. Termasuk bebas dari aksi mata-mata, gangguan atas privasi pengguna, pornografi dan hal-hal yang mengganggu masyarakat.
Menteri luar negeri Ekuador sebelumnya mengatakan bahwa Snowden, yang paspor Amerika Serikatnya telah dibatalkan, telah meminta suaka politik di negaranya.
Pada Rabu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan, Snowden hampir dipastikan akan mendapatkan suaka politik di negaranya jika ia mengajukan permintaan resmi.
Dulu, ketika zaman George W Bush, ke-tidak-tunduk-an Rusia dan China pada kemauan AS dianggap melawan alias membangkang. Lalu oleh Yankee dianggap musuh. Anggapan yang terlalu menyederhanakan persoalan dan berbahaya.
China dan Rusia tidak akan tunduk pada kemauan Amerika Serikat yang berlaku bak Kaisar yang memerintah imperium dunia.
Dunia ini bukan monopoli AS, juga bukan monopoli Barat. Termasuk kebenaran bagaimana menata keamanan dunia, bukan juga hak eksklusif AS seorang. Kebenaran adalah kebenaran, bukan kebenaran-menurut-AS, juga bukan kebenaran-dari-sudut-pandang-AS.
|
Kroyok ganti AS. Salam...............
ReplyDelete