Pages

Wednesday, June 26, 2013

Dan yang Militernya Terkuat pun Tak Bisa Hidup Tenang

This June 9, 2013 photo provided by The Guardian
newspaper in London shows Edward Snowden, 
who worked as a contract employee at the US
National Security Agency (NSA), in Hong Kong (file photo).
Cina pada Selasa menganggap tuduhan pemerintah Amerika Serikat bahwa pihaknya telah memfasilitasi kepergian pembocor intelejen Edward Snowden dari Hong Kong merupakan sesuatu yang tidak berdasar, setelah Washington mengatakan Beijing telah melepaskan pria berusia 30 tahun itu.

"Itu tidak beralasan bagi AS mempertanyakan cara Hong Kong menangani urusan yang sesuai dengan hukum, dan tuduhan teerhadap pemerintah pusat Cina tidak berdasar," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying pada pertemuan rutin dengan pers di Beijing.

"China tidak dapat menerima itu (tuduhan)," ujarnya.

Pernyatannya menyusul sikap Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney yang mengecam Beijing karena telah melepaskan Snowden, ketimbang memenuhi surat penangkapan AS.

"Ini adalah pilihan yang disengaja pemerintah untuk melepaskan seorang buronan walaupun ada surat penangkapan yang sah, dan hal itu telah berdampak buruk pada hubungan AS-China," kata Carney.

Pembeberan rahasia oleh Snowden mengenai program AS yang mengawasi data telepon dan internet telah membantu Cina untuk "menertawakan" kritik AS mengenai peretasan dunia maya.

Dalam artikel di edisi internasional "People's Daily", juru bicara partai komunis China, peneliti pertahanan Wang Xinjun membandingkan AS sebagai "perampok" yang mengeluh tentang aktivitas korbannya.

"Hingga tingkat tertentu, AS telah berubah dari 'model hak asasi manusia' menjadi penyadap egois, pengendali pemilik Internet internasional dan penginvasi jaringan negara lain," jelasnya.

"Dunia mengingat Snowden akan keberaniannya dalam merobek topeng suci Washington," katanya.

Snowden meninggalkan Hong Kong untuk bertolak ke Moskow pada Minggu, yang membuat geram Washington. Pemerintah AS sebelumnya meminta dia ditangkap dan diesktradisi dengan tuduhan spionase.

Beijing memelihara pengaruh kepada pemerintah Hong Kong dan para analis berspekulasi bahwa intervensi Cina dalam Snowden karena ada pengaruhnya mengenai hikayat hukum yang dapat menegangkan hubungan AS dan Cina.

Jelas bahwa selalu ada hal tak terduga yang mengancam keamanan bahkan terhadap negara yang secara militer paling kuat sekalipun jika negara itu tidak memperbaiki perilaku agresif dan temperamentalnya pada penghuni lain di dunia. AS tidak selalu di pihak yang benar, namun ia selalu merasa diri paling benar. Inilah pangkal persoalannya. 

Dunia ini butuh kekuatan penyeimbang, manakala satu negara yang mempersepsikan dirinya sebagai yang terkuat begitu mudahnya menjatuhkan bom-bom maut ke wilayah lain. Ribuan orang mati karena kekejaman ini, dan belum ada tanda-tanda akan berakhir.

Ironis memang, di saat AS terus menembakkan rudal-rudal mengerikan ke wilayah Afganistan, Irak, Pakistan, dan ribuan orang sipil mati sia-sia, baik itu anak-anak, wanita, dan orang tua renta tak bersenjata oleh drone-drone AS, para politikus-politikus koboy Washingtong masih juga berharap dunia akan aman.

Ini ibarat penjahat alias perampok yang berharap dunia yang aman baginya sementara perampok itu terus saja merampas harta dan membunuhi orang lain demi kepentingannya sendiri. Penjahat itu berkhayal bahwa para korban tidak akan mengeluh atau menuntut balas atas kejahatan yang dilakukannya, dan membiarkan dirinya (penjahat itu) hidup dengan tenang dan damai. Snowden tahu, ia tidak ingin menjadi bagian dari kejahatan yang dilakukan oleh negaranya. Ia punya prinsip yang dipegangnya sebagai suatu kebenaran, bahwa AS telah berbuat kesalahan dengan terlibat perang di banyak tempat, dan bahwa mereka (negara-negara yang diperangi) dan seluruh pihak yang sakit hati tidak akan bisa dihentikan hanya dengan memata-matai mereka, memberi mereka label teroris, mempertahankan hegemoni atas belahan dunia lain, sambil memberitahu Rusia dan China bahwa mereka berdua hanya berhak untuk diam.

Sedemikian egoisnya negara adikuasa itu, arogan dan agresif sampai-sampai Venezuela, Kuba, Korea Utara, Iran, Afganistan, Pakistan, Bolivia, Peru, dan masih banyak lagi tidak menyukai si Koboy tengik ini. Dunia pun tahu, bahwa AS, sekalipun memiliki angkatan perang terkuat di dunia, selamanya tidak akan bisa hidup dengan tenang manakala sikap dan perilaku buruknya tidak juga berubah. Ia ketakutan oleh bayang-bayang perbuatannya sendiri, bukan oleh Palestina atau Hizbullah, Iran atau Korea Utara, Rusia maupun China. Dunia tahu bahwa Rusia dan China dalam sejarah tidak pernah menjadi penjajah negara lain. Dan dunia pun tahu, bahwa 90 % negara-negara di dunia ini pernah dirampok dan dibunuhi rakyatnya oleh negeri Anglo-Saxon, negeri yang bahasa ibunya adalah bahasa Inggris. Siapa lagi ?

Kegiatan spionase AS memata-matai hampir seluruh warga negara di dunia yang diungkap Snowden ini bukanlah hal yang pertama, sebelumnya telah berkali-kali hal serupa dilakukan oleh AS baik secara offline maupun online. Program penyebaran Malware mata-mata lewat jaringan online juga pernah dilakukan oleh AS sebelumnya, yakni menggunakan program aplikasi rumit bernama Stuxnet yang ketika itu juga menjadi berita luas. 
Stuxnet menyasar organisasi/lembaga, hosting, sistem kontrol kendali otomatis, badan-badan pemerintah dan swasta, yang sebagian terbesar korbannya, menurut perusahaan keamanan dunia asal Rusia Kapersky, dan laboratorium keamanan Symantec, adalah banyak negara. Namun korban terbesarnya adalah negara Iran dan Indonesia.

Penyebaran Infeksi Malware mata-mata Stuxnet  oleh AS secara geografis. Iran, Indonesia, dan India adalah sasaran terbesar. Melihat kenyataan ini, sebaiknya BIN bekerjasama dengan LSN (Lembaga Sandi Negara--semacam NSA di AS) memperkuat sistem keamanan internet nasional Indonesia. Banyak programmer-programmer handal kita yang pernah menjadi juara dunia dalam kompetisi keamaanan di dunia baik yang diadakan oleh Kapersky Lab maupun kompetisi dunia di berbagai negara.

Stuxnet bukan hanya program virus mata-mata yang menginfeksi sistem operasi Windows atau PLC sebagai sistem kendali otomatis terpogram, malware ini juga sanggup mengubah, menghentikan, dan menacaukan program kendali otomatis sebuah perangkat persenjataan seperti misalnya rudal dan nuklir. 

Baru saja soal Stuxnet tenggelam oleh berita-berita lainnya, dunia kembali dihebohkan oleh AS karena telah mengembangkan dan menanamkan sistem mata-mata lain lagi yang dikembangkan oleh NSA, yakni lewat penanaman aplikasi khusus bernama PRISM dan permintaan data-data pribadi pengguna Google, Facebook, Microsoft,dan lain-lain oleh CIA.

Jika Stuxnet dibongkar oleh sebuah organisasi keamanan jaringan internet Kapersky, kini PRISM justru dibongkar oleh whistleblower asal AS sendiri, yang bekerja sebagai kontraktor NSA bernama Edward Snowden. Edward diduga bekerja sendiri, tidak berafiliasi dengan negara atau pihak manapun di dunia. Ia mungkin gerah dengan negaranya sendiri yang mengingkari nilai-nila AS sendiri yang telah dipegang selama ratusan tahun bahwa setiap orang memiliki hak pribadi yang tidak boleh dikekang oleh negara, dan bahwa negara harus memberi ruang kebebasan bagi siapapun untuk melakukan aktivitas tanpa ada rasa takut dan diawasi. Tentu ini berlaku bagi warga AS sendiri dan juga seluruh warga di dunia. Edward tidak setuju dengan aktivitas CIA yang secara ilegal mengawasi siapapun di dunia demi alasan keamanan, sampai melanggar ruang pribadi hingga tak mengenal batas. 

Tidak hanya di dunia maya, AS bahkan sudah melanggar kedaulatan banyak negara di dunia demi alasan keamanannya sendiri, seperti menyerang Afganistan, menembaki Pakistan, dan membom Irak serta membunuhi orang-orang Timur Tengah. Bagi AS, adalah sah menyerang negara lain tanpa mandat dari PBB, dan bagi AS pula, negara lain tak punya hak untuk melakukan hal yang sama kecuali dalam kerangka kepentingan AS. AS tak perlu tunduk pada PBB. Negara lain-lah yang harus tunduk pada DK PBB tanpa syarat.

Jalan pikiran ini yang menjadi pembenaran atas ancaman serangan terhadap Iran karena dia (AS) menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir, padahal Israel, Perancis, dan bahkan AS sendiri memiliki senjata mematikan ini.

Jika demi alasan keamanan dalam negeri sebuah negara boleh melakukan apapun lintas wilayah ke negara lain termasuk melanggar kedaulatan negara lainnya, membunuhi penduduknya, menjatuhkan bom-bom maut seenak perutnya ke desa-desa yang jauhnya ribuan kilometer dari Washington DC, di luar benua AS, maka, apakah logika yang sama juga berlaku bagi negara lainnya selain AS ? Artinya, apa yang dianggap benar menurut AS belum tentu benar berdasarkan prinsip kebenaran itu sendiri. Mengapa ? Jika kebenaran itu universal, maka seharusnya apa yang berlaku bagi AS, maka berlaku pula bagi negara lain di dunia, atau sebaliknya, jika kebenaran itu untuk negara lain di dunia ini, maka hal sama juga berlaku bagi AS. Misalnya, jika negara-negara di dunia ini dilarang memiliki senjata nuklir, maka hal itu berlaku untuk semua tanpa kecuali. Jika larangan itu berlaku untuk Iran, maka hal yang sama berlaku pula bagi AS dan Israel.

Jelas bahwa tindakan multilateral menyerang negara lain secara militer tidak bisa dibenarkan tanpa ada mandat dari PBB. Mengapa ? Karena jika AS boleh melakukan itu, maka konsekuensi logisnya adalah bahwa negara lain pun juga boleh. Jika semua negara besar punya prinsip demikian, maka rusaklah tatanan, dan PBB kehilangan fungsi dan perannya sebagai wadah otoritas keamanan di dunia. Misalkan Rusia, China, India, atau bahkan Indonesia menyerang salah satu negara Eropa atau salah satu negara bagian di AS demi alasan keamanan negara-negara itu, apakah itu dibenarkan ?

Fenomena Snowden membuat China tertawa. Apalagi adanya suara keras Washington yang berkali-kali mengatakan bahwa hacker-hacker yang didukung militer China telah ribuan kali menyerang situs-situs pemerintah AS. Kini topeng itu terbuka, ternyata justru Washington menjadi pelaku utama kejahatan itu, dengan melakukan spionase atas negara-negara lain di dunia, termasuk China, lewat program yang secara sengaja mereka sebarkan demi meng'hack data-data pribadi warga dunia di belahan wilayah lain.

Snowden bertindak atas kemauan sendiri, ia melangkah karena prinsip-prinsip yang dia pegang. Seperti Julian Assange, Ia seorang pria pemberani. Ia tahu akan berhadapan dengan negaranya sendiri yang merupakan negara adikuasa di dunia, tetapi ia tidak takut. Ia hanya tunduk pada kebenaran, dan bukan pada ancaman. 

Ancaman tidak akan sanggup menghentikan dorongan hati nurani.

AS gusar pada Snowden yang notabene warga negaranya sendiri, dan memburunya sampai ke ujung langit. Tetapi ia lolos dari Hong Kong, dan Washington menyalahkan Rusia dan China sebagai biang keladi lolosnya pria itu. 

Sudah tentu China membantah semua tuduhan itu, Rusia bahkan terang-terangan menyatakan bahwa Snowden ada di Moskow sekarang, tetapi Vladimir Putin menolak mengirimkannya ke Washington untuk diadili. Jangankan mengekstradisi Snowden, menangkap pun tidak. Rusia membiarkan Snowden berada di Bandara Transit Internasional Sheremetyevo (bahasa Rusia: Международный Аэропорт Шереметьево, Mezhdunarodny Aeroport Sheremetyevo) sampai kapanpun ia mau, dan bila mungkin, negara itu akan memberi suaka kepadanya jika syarat tertentu dimungkinkan, atau ia bisa bebas berkeliaran ke manapun ia mau, di bawah hukum Rusia. Snowden kini ada di Moskow tanpa visa dan tanpa dokumen apapun.
Bagi Rusia, Snowden hanya transit jadi tidak diperlukan persyaratan apapun untuk masuk ke negara itu. Meski telah didesak oleh AS, Rusia tetap tidak bersedia mengekstradisi Snowden kembali ke AS.  Banyak pihak meragukan bahwa jika pria itu dikirim ke AS, ia hampir pasti tidak akan mendapatkan pengadilan fair. 

Oposisi Jerman bela Edward Snowden


Pemimpin oposisi Jerman dari Partai Hijau menyatakan bahwa Eropa akan menjadi tempat penampungan yang aman bagi mantan kontraktor dinas rahasia AS Edward Snowden yang langkahnya membocorkan program spionase AS telah membuat sekutu-sekutu AS kebakaran jenggot.

Juergen Trittin, ketua parlemen dan kandidat kanselir dari Partai Hijau yang adalah partai ketiga terbesar di Jerman berkata kepada televisi Jerman bahwa mantan kontraktor Dewan Keamanan Nasional AS (NSA) berusia 30 tahun itu tidak semestinya mencari suaka politik ke negara-negara despotis (kacau balau).
"Adalah menyakitkan bagi kaum demokrat melihat seseorang yang berjuang demi demokrasi, dan dalam pandangan kami, telah membongkar pelanggaran besar hak-hak asasi, mesti mengungsi ke negara-negara despotis yang bermasalah dengan hak-hak asasinya sendiri," kata Trittin seperti dikutip Reuters.

"Orang seperti itu semestinya dilindungi," kata dia. "Itu demi Tuan Snowden. Dia mesti memperoleh penampungan aman di sini di Eropa karena dia telah berjasa kepada kita dengan membuka serangan besar kepada warga dan perusahaan-perusahaan Eropa. Jerman, sebagai bagian dari Eropa, bisa melakukan itu."

Eropa memprihatinkan taktik spionase AS yang menurut majalah Jerman Der Spiegel telah menyadap komunikasi di kantor-kantor Uni Eropa di Washington, Brussels dan PBB, serta setengah miliar percakapan telepon, email dan sms di Jerman sendiri setiap bulan.

Fakta ini membuat marah mitra-mitra asing AS, termasuk Jerman yang punya kenangan buruk dengan praktik polisi rahasia Stasi di era Jerman Timur dan Gestapo di bawah Nazi dulu.

"Tak sepantasnya Anda memperlakukan mitra terdekat Anda seperti ini," kritik Martin Schulz, Presiden Parlemen Eropa kepada Radio Jerman, kepada AS.
Trittin mengatakan untuk menjawab langkah AS itu, Uni Eropa mesti menunda pertukaran data perbankan dan penerbangan dengan AS.

Dia juga mengatakan rencana membentuk zona perdagangan bebas Uni Eropa - AS harus dimurnikan untuk tujuan komersial, bukan untuk spionase, demikian Reuters.

Parlemen Rusia malah undang Snowden

Parlemen Rusia pada Kamis menyampaikan undangan kepada buronan mantan karyawan CIA Edward Snowden untuk membantu menyelidiki apakah perusahaan internet Amerika memberikan informasi tentang warga Rusia kepada pemerintah AS.

Snowden, mantan kontraktor untuk Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat, sedang dicari oleh Amerika karena mengungkapkan program pengawasan rahasia yang diduga ditargetkan pada jutaan orang Amerika. 

"Kami mengundang Edward Snowden untuk bekerja dengan kami dan berharap bahwa segera setelah ia mengendapkan status hukumnya, ia akan bisa bekerjasama dengan kelompok kerja kami, dan memberikan kami bukti akses lembaga intel AS itu ke server perusahaan-perusahaan internet," kata Senator Ruslan Gattarov Kamis, sehari setelah Majelis Tinggi Parlemen Rusia memutuskan untuk mendirikan sebuah kelompok kerja khusus untuk menyelidiki klaim Snowden.

Gattarov, yang ditunjuk untuk memimpin kelompok itu, mengatakan kepada RIA Novosti bahwa kelompok itu akan menggabungkan para legislator, diplomat, jaksa dan pejabat komunikasi. 

Hasil awal penyelidikan harus dilaporkan kepada publik pada Oktober.

Sementara itu, anggota Dewan Hak Asasi Manusia Presiden Vladimir Putin, Kirill Kabanov, mengatakan dia meminta rekan-rekannya untuk mempertimbangkan meminta pemerintah Rusia sudi memberikan suaka politik kepada Snowden. 

Ketua dewan, Mikhail Fedotov, mengatakan permintaan tersebut akan dipertimbangkan dan dimasukkan ke agenda pemungutan suara.


Apa tanggapan pemerintah Rusia soal skandal penyadapan pihak intelijen AS di Internet yang dibocorkan oleh Snowden sehingga dia akhirnya diburu oleh aparat AS?

Ada beberapa aspek terkait masalah itu, pertama adalah bila seseorang dipandang melanggar hukum, maka pemerintahnya berhak menjatuhkan tindakan hukum kepada yang bersangkutan.

Namun ada faktor lain yang menarik terkait masalah yang menimpa Edward Snowden, yaitu bahwa berdasarkan informasi yang telah beredar di media massa, bahwa ternyata begitu banyak pihak yang menjadi target aksi mata-mata di Internet. Target ini adalah mereka yang biasa menggunakan Internet, bisa berkirim pesan lewat surel (email), berkunjung di laman-laman media sosial.

Praktik penyadapan informasi dari Internet itu meresahkan banyak orang, termasuk di Rusia.  Banyak warga kami juga pengguna aktif Internet yang punya akun di beberapa laman sosial seperti Facebook, Gmail, dan Yahoo Mail.
Mereka yakin bahwa pengelola situs-situs itu menjamin perlindungan data pribadi bagi pengunjung, namun dengan dibeberkannya skandal (Snowden) itu membuat banyak pihak jadi ragu apakah perlindungan privasi itu memang betul-betul dijamin.

Kini publik paham bahwa tidak ada lagi privasi di Internet. Well, kami hanya bisa menyarakankan bahwa publik kini harus lebih berhati-hati dalam membeberkan masalah privasi mereka di Internet.


Bagaimana Rusia memandang kebebasan ber-Internet, apakah kebebasan itu sudah kebablasan sehingga bisa digunakan siapapun yang bisa merugikan pihak lain? 

Pelajaran lain dari kasus Snowden itu adalah berubahnya pandangan miring banyak pihak kepada Rusia. Sebelumnya muncul kritik di AS dan negara-negara lain bahwa Rusia selama ini berupaya membatasi kegiatan maupun peluang di dunia maya.


Pada dasarnya sikap Rusia adalah Internet itu bebas digunakan dan diakses siapa saja. Tapi, di saat bersamaan, kami juga ingin Internet aman bagi penggunanya, terutama bagi anak-anak. Itu karena banyak hal yang berbahaya di Internet yang bisa berpengaruh buruk kepada anak-anak.

Rusia ingin memastikan bahwa anak-anak di negara kami dan juga di tempat-tempat lain tidak menjadi korban dari perilaku menyimpang di Internet. Mereka harus dilindungi dari orang-orang jahat dan juga dari informasi atas hal-hal yang membahayakan, seperti narkoba, penindasan (bullying) dan pornografi anak.

Kami juga melihat situasi yang anomali bahwa ada pihak yang selama ini mengritik Rusia bahwa kami membatasi pihak-pihak untuk mengakses Internet, yang tujuannya adalah mencegah hal-hal buruk seperti pornografi anak. Namun di saat yang sama, pihak itu jugalah yang menggunakan Internet untuk memata-matai dan mengganggu privasi banyak orang.

Kami memandang bahwa bila Internet itu bebas, berarti bebas dari apa saja. Termasuk bebas dari aksi mata-mata, gangguan atas privasi pengguna, pornografi dan hal-hal yang mengganggu masyarakat. 

Menteri luar negeri Ekuador sebelumnya mengatakan bahwa Snowden, yang paspor Amerika Serikatnya telah dibatalkan, telah meminta suaka politik di negaranya. 

Pada Rabu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan, Snowden hampir dipastikan akan mendapatkan suaka politik di negaranya jika ia mengajukan permintaan resmi.

Dulu, ketika zaman George W Bush, ke-tidak-tunduk-an Rusia dan China pada kemauan AS dianggap melawan alias membangkang. Lalu oleh Yankee dianggap musuh. Anggapan yang terlalu menyederhanakan persoalan dan berbahaya. 

China dan Rusia tidak akan tunduk pada kemauan Amerika Serikat yang berlaku bak Kaisar yang memerintah imperium dunia. 

Dunia ini bukan monopoli AS, juga bukan monopoli Barat. Termasuk kebenaran bagaimana menata keamanan dunia, bukan juga hak eksklusif AS seorang. Kebenaran adalah kebenaran, bukan kebenaran-menurut-AS, juga bukan kebenaran-dari-sudut-pandang-AS.  

  

1 comment:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...