Pertahanan bukan semata-mata tanggung jawab Departemen Pertahanan RI ataupun TNI.
Oleh : Djoko Santoso*
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pesatnya kemajuan teknik informatika, telah memungkinkan negara-negara maju melebarkan pengaruhnya keberbagai penjuru dunia tanpa batas.
Kemajuan teknologi, juga telah mendorong pesatnya kecanggihan persenjataan, yang jika tidak terkendali dengan baik kemungkinan akan membahayakan kehidupan umat manusia.
Sebagai anggota masyarakat global dan bagian dari masyarakat regional, Indonesia tidak mungkin terhindar dari pengaruh kemajuan teknologi tersebut.
Untuk itu, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia bekerja sama dengan berbagai industri strategis seperti PT. Pindad, PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, dan lembaga-lembaga lainnya baik dalam maupun luar negeri guna mencapai tingkat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, utamanya dalam bidang teknologi persenjataan darat, laut dan udara.
Kendala yang dihadapi dan telah menjadi rahasia umum, adalah terbatasnya anggaran dan keterbatasan sumberdaya manusia. Oleh karena itu, berbagai gagasan dari masyarakat, peneliti, pakar dan akademik untuk bersama-sama berfikir membangun alutsista dalam negeri.
Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso dalam sebuah seminar Indo Defence dan Indo Aerospace 2008 di Halim Perdanakusuma Jakarta, baru-baru ini mengatakan, isu pertahanan bukanlah semata-mata tanggung jawab Departemen Pertahanan RI ataupun TNI. Pertahanan merupakan domain seluruh rakyat Indonesia.
Oleh karena itu, semua memiliki tanggung jawab untuk secara bersama, bekerja keras bahu membahu menciptakan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan sustainability industri-industri strategis dalam negeri yang bertaraf internasional, sehingga memiliki daya saing dan daya tawar dalam menghadapi kemungkinan timbulnya ancaman dari luar, yang membahayakan kedaulatan wilayah NKRI.
Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso berharap para pakar, analis pertahanan dan penerbangan atau kedirgantaraan serta pembuat kebijakan pertahanan, akan memberikan hasil konkret terhadap perwujudan visi sustainability dibidang pertahanan dan sekaligus memberikan warna tersendiri, pada rintisan terwujudnya industri strategis nasional bertaraf internasional, sehingga akan bertahan kuat mampu mendukung kebutuhan TNI serta berkiprah di pasar regional dan internasional.
Tidak ada satu negarapun yang mampu hidup sendiri. Dibutuhkan saling ketergantungan antara satu negara dengan negara lainnya.Namun dengan kemampuan industri strategis nasional yang handal dan mampu diandalkan memenuhi kebutuhan persenjataan dalam negeri, khususnya kebutuhan Alutsista TNI. "Kita tidak akan terlalu bergantung kepada negara-negara maju dalam pasukan senjata." Kata Panglima TNI.
Kedepan, idustri dalam negeri dapat mampu memiliki kualitas alutsista yang sejajar dengan produk-produk buatan luar negeri seperti yang terpampang dalam pameran industri pertahanan Internasional yang digelar di Jakarta, 19-22 November 2008, yang dimotori Departemen Pertahanan dan diikuti sedikitnya 37 negara.
)* Djoko Santoso, Panglima Tentara Nasional Indonesia
No comments:
Post a Comment